Beranda | Artikel
Siapakah Orang Yang Berjalan Di Atas Ash-Shirât Al-Mustaqîm?
Selasa, 5 Maret 2019

MENITI AS-SHIRAT AL-MUSTAQIM

4. Siapakah Orang Yang Berjalan Di Atas Ash-Shirât Al-Mustaqîm?
Orang-orang yang berjalan di atas ash-shirât yang mendapatkan anugerah kenikmatan yaitu orang-orang yang disebutkan dalam firman Allâh Azza wa Jalla :

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allâh dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allâh, yaitu: Nabi-nabi, para shiddîqîn, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [An-Nisa’/4:69]

Jika Allâh Azza wa Jalla telah memberikan anugerah kenikmatan kepada kita untuk meniti jalan yang lurus itu, maka kita tidak akan merasa risau meskipun kita seorang diri. Karena saat itu, kita sedang berjalan di atas jalan yang pernah ditempuh oleh para Nabi, para shiddiqien (ialah: orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul) juga orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh.

Firman Allâh Azza wa Jalla :

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

 (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [Al-Fatihah/1:7]

Dalam firman Allâh Azza wa Jalla di atas terdapat dalil yang menunjukkan bahwa bisa berjalan di atas ash-shirât al-mustaqîm itu adalah anugerah dari Allâh Azza wa Jalla . Artinya, kalau bukan karena nikmat Allâh Azza wa Jalla , tentu mereka tidak akan bisa meniti jalan tersebut.

Untuk diketahui, bahwa seseorang tidak akan menjadi orang-orang yang mendapatkan anugerah kecuali jika terpenuhi dua syarat berikut ini, yaitu mengetahui al-haq dan mengamalkannya.

Ilmu akan membimbing seorang hamba, sedangkan amal shalih yang dilakukannya akan meningkatkan derajat dan kedudukannya di sisi Allâh Azza wa Jalla .

Jika seseorang sudah mendapatkan ilmu yang berguna, maka selanjutnya ia harus memperaktekkan ilmu tersebut. Jika dia sudah berilmu lalu menerapkan ilmunya, berarti ia termasuk orang-orang berjalan di atas ash-shirât al-mustaqîm.

Dari surat al-Fatihah ayat ke-7 itu bisa diketahui juga bahwa manusia itu terbagi menjadi tiga golongan: (pertama), golongan yang mendapatkan anugerah untuk bisa berjalan di atas yang lurus, (kedua) golongan yang mendapatkan murka dan (ketiga) golongan yang sesat.

Golongan yang mendapatkan anugerah kenikmatan adalah orang yang dianugerahi ilmu yang bermanfaat dan juga dianugerahi (kesempatan) untuk bisa melakukan amal shalih.

Golongan yang mendapatkan murka Allâh Azza wa Jalla yaitu golongan yang memiliki ilmu, namun tidak di amalkan. Jadi, amal dan niat beramalnya rusak.

Golongan yang lain yaitu golongan sesat. Golongan ini adalah golongan yang beramal tapi tanpa dasar ilmu. Dia beribadah juga beramal, namun semuanya sesat dan diada-adakan. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا ﴿١٠٣﴾ الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Katakanlah, “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. [Al-Kahfi/18:103-104]

Berdasarkan pernjelasan-penjelasan ini, hendaknya kita menyadari keadaan kita dan menyadari betapa kita sangat butuh dan berharap agar dijadikan termasuk orang-orang yang diberi anugerah kenikmatan sebagai orang-orang yang berjalan di atas as-shirât al-mustaqîm.

Alangkah indah, jika seorang Mukmin menyadari betapa dia sangat butuh dan perlu untuk selalu berjalan di atas as-shirât al-mustaqîm itu sampai dia menjumpai Allâh Azza wa Jalla . Ini adalah nikmat teragung dan anugerah paling berharga secara mutlak. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla berfirman:

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [Al-Fatihah/1:7]

Akhirnya, dengan penjelasan ini, kita bisa mengetahui bahwa jalan itu lurus, juga bisa mengetahui orang-orang yang mendapatkan nikmat untuk berjalan di atas jalan yang lurus tersebut serta bisa mengetahui orang-orang yang tersesat dari jalan tersebut.

Semoga Allâh Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk orang-orang yang diberi anugerah untuk berjalan di atas as-shirat al-mustaqim di dunia dan termasuk orang-orang yang diberi keselamatan saat meniti as-shirat yang dibentangkan di atas api neraka jahannam

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XXI/1439H/2017M.  Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/11283-siapakah-orang-yang-berjalan-di-atas-ash-shirat-al-mustaqim.html